JURNAL REFLEKSI DUA MINGGUAN

CALON GURU PENGGERAK 

ANGKATAN KE_6

Oleh: Sri Hartati, M.Pd.


Refleksi merupakan bagian penting dalam pengembangan keprofesian. Menurut Bain, dkk : 1999 bahwa mengaitkan teori dan praktik serta menumbuhkan keterampilan mengevaluasi suatu topik. Hal ini memberikan kesempatan untuk merenungi praktik yang dilaksanakan apakah sudah sesuai atau belum untuk menentukan tindakan selanjutnya. Kita dapat menceritakan pengalaman dan pemikiran kita sendiri yang kita alami. 

Salah satu tugas yang harus diselesaikan oleh calon guru penggerak adalah melakukan refleksi selama mengikuti pendidikan dan pelatihan calon guru penggerak. Setelah membaca Petunjuk Model Jurnal Refleksi, saya akan mencoba merefleksikan jurnal dwimingguan dengan menggunakan model Six Thinking Hats. Teknik 6 topi Model Six Thinking Hats diperkenalkan oleh Edward de Bono tahun 1985. Dia adalah seorang dokter, psikolog, penulis, penemu, dan penyiar Malta. Six Thinking Hats berasal dari istilah berpikir lateral, menulis banyak buku tentang berpikir termasuk enam topi berpikir dan merupakan pendukung pengajaran berpikir sebagai mata pelajaran di sekolah.

Model ini melatih  kita melihat satu topik dari berbagai sudut pandang yang disimbolkan dengan enam warna topi. Setiap topi memiliki cara berpikir yang berbeda. Beberapa di antaranya terkadang mendominasi cara berpikir kita. Oleh karena itu, dengan semakin sering melatih keenam topi, kita akan dapat mengambil refleksi yang lebih mendalam. 

Berikut penggunaannya dalam jurnal refleksi.

Topi Putih: tuliskan informasi sebanyak-banyaknya terkait pengalaman yang terjadi. Informasi ini harus berupa fakta, bukan opini.

Topi Merah: gambarkan perasaan Anda terkait dengan topik yang sedang dibahas.

Topi Kuning: tuliskan hal-hal positif yang terkait dengan topik tersebut.

Topi Hitam: tuliskan kendala, hambatan, atau risiko dari tindakan-tindakan yang sedang dibahas.

Topi Hijau: paparkan ide-ide yang muncul setalah mengalami peristiwa tersebut.

Topi Biru: tarik kesimpulan dari peristiwa yang terjadi atau ambil keputusan setelah mempertimbangkan kelima sudut pandang lainnya. 


TOPI PUTIH: tuliskan informasi sebanyak-banyaknya terkait pengalaman yang terjadi. Informasi berupa fakta bukan opini.

Pengalaman saya selama mengikuti pelatihan calon guru penggerak pada modul 1.1 Refleksi Filosofi KHD saya melakukan perubahan di kelas. Awalnya saya berpikir, siswa yang jarang mengumpulkan tugas adalah siswa pemalas, siswa yang tidak mau belajar. Akibatnya saya sering marah tanpa alasan jelas. Namun, setelah saya belajar dari konsep pemikiran KHD perlahan mengubah cara pandang saya. Sebagai guru, saya harus melakukan penelusuran terhadap siswa  yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu. Selanjutnya, saya melakukan kunjungan ke rumah siswa yang bermasalah tersebut. Rumahnya yang cukup jauh, tetapi tidak menyurutkan semangat saya untuk sampai ke rumah siswa tersebut. 

Hasil dari saya mengunjungi siswa tersebut, saya menerima alasan mengapa siswa tersebut tidak mengumpulkan tugas. Lokasi rumah yang jauh dari kota, berada di tengah-tengah bukit dan jauh dari keramaian, mengakibatkan jaringan sulit diterima. Selain itu, siswa juga kesulitan untuk membeli kuota. 

Sebagai calon guru penggerak, saya harus sigap dengan keadaan siswa seperti ini. Saya ajak seluruh siswa yang kesulitan belajar karena kendala kuota, jaringan, dan tidak punya gawai, untuk belajar di ruang laboratorium sekolah. Saya berusaha menuntun siswa-siswa yang kesulitan belajar untuk belajar di sekolah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, saya berusaha melakukan komunikasi intens dengan orang tua atau wali muridnya untuk sama-sama membimbing demi tercapainya tujuan pendidikan. 

Menjadi sebuah kebahagiaan ketika saya kembali melihat siswa-siswa saya belajar dengan riuh baik daring maupun luring tanpa adanya kendala yang tidak bisa dipecahkan. Perlahan-lahan, tetapi pasti siswa belajar mandiri dan menyadari akan tanggung jawab pribadi untuk masa depannya nanti. Sungguh luar biasa konsep pemikiran KHD untuk perkembangan pendidikan siswa.


Topi Merah

Gambarkan perasaan Anda terkait dengan topik yang sedang dibahas. Misalnya perasaan saat menerima materi baru atau saat melakukan diskusi kelompok.


Sesungguhnya materi pada modul 1.1 bukan sesuatu yang baru buat saya, karena sebelumnya saya pernah menerima materi yang sama, ketika saya mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Komite Pembelajaran SMK Pusat Keunggulan. Awal saya menerima materi tersebut saya seperti mendapatkan pencerahan. Terbuka pandangan saya yang selama hampir 19 tahun saya menjadi guru terkungkung oleh kebiasaan dan budaya mengajar turun temurun. 

Untuk kedua kalinya saya diberikan kesempatan belajar dengan materi yang sama adalah sebuah keberuntungan untuk saya bisa lebih memiliki banyak kesempatan untuk kembali belajar memperbaiki diri, agar menjadi guru yang benar-benar mumpuni. ternyata banyak sekali hal baru yang bisa saya gali dari lingkungan dan juga budaya lokal daerah saya tinggal. Potensi-potensi yang masih terkubur seolah memancarkan energi positifnya dalam membuka cara pandang saya dalam mengajar.

Ketika diskusi kelompok berlangsung, saya banyak belajar untuk mampu mengelola emosi. Dalam sebuah kelompok, terdiri dari banyak ragam rekan dalam tim dengan latar belakang budaya dan sosial yang berbeda. Saya harus mampu menyimak dan menerima tim dalam kelompok, agar bisa sama-sama berjalan mencapai sebuah kesepakatan bersama. Beberapa hal yang saya lakukan adalah sebagai berikut. (1) Saya harus percaya diri (2) Mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan tim (3) Meningkatkan komunikasi verbal maupun nonverbal (4) Meningkatkan pengetahuan saya mengenai filosofi pendidikan menurut KHD.


Topi Kuning : Tuliskan hal-hal positif yang terkait dengan topik tersebut.

Hal positif yang saya dapatkan setelah saya mempelajari modul 1.1 adalah bahwa pendidikan bertujuan memajukan kesempurnaan hidup anak, agar selaras dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Oleh karena itu, pendidikan menuntun siswa pada kehidupan yang selaras dengan alam dan masyarakat untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan lahir dan batin siswa. 

Sebagai guru saya harus bisa menjadi teladan, model, sekaligus mentor bagi siswa dalam mewujudkan perilaku yang berkarakter seperti olah pikir, olah hati, dan olah rasa. Konsep pendidikan menurut KHD dengan menerapkan Sistem Among dan semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Inga mdyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani harus terpatri dalam diri. Dengan demikian, siswa mendapatkan tempat yang laik. Siswa tidak hanya diperlakukan bak angka-angka, tetapi juga sebagai subjek dalam mengembangkna dirinya. 

Topi Hitam: Tuliskan kendala, hambatan, atau risiko dari tindakan/peristiwa yang sedang dibahas.

Sebagai guru, saya menyadari betul bahwa saya belum mampu melaksanakan secara utuh konsep pendidikan KHD. Beberapa kendala yang saya hadapi adalah kesulitan saya memadukan antara pembelajaran di kelas dengan kebudayaan lokal. Siswa banyak yang tidak mengenal budaya daerahnya. Siswa lebih asyik dengan permainan kekinian yang bisa dengan mudah mereka akses melalui internet. Selain itu, saya juga menemukan hambatan dalam proses komunikasi antara saya, siswa dengan orang tua/wali murid. Beberapa kali saya mengomunikasikan perkembangan siswa yang saya bimbing kepada orang tua/wali murid saya, tetapi mereka seperti acuh bahkan tidak mau tahu dengan permasalahan yang putra putri mereka hadapi di sekolah. Karena tidak ada kerja sama yang baik antara sekolah dengan orang tua siswa, akibatnya siswa cenderung masa bodoh dengan perkembangan pendidikan dirinya. 

 Namun saya sebagai calon guru penggerak, saya memiliki keinginan yang kuat untuk belajar dan belajar dalam mengimplementasikan konsep pemikiran KHD di setiap pembelajaran di kelas dan di sekolah. 

Topi Hijau: Jabarkan ide-ide yang muncul setelah mengalami peristiwa tersebut.

Saya memiliki mimpi yang besar setelah saya mempelajari modul 1.1 ini. Saya ingin menciptakan kelas yang asyik, kelas yang kreatif, kelas yang interaktif, kelas yang membuat penghuninya merasa betah dan nyaman dalam melakukan proses pembelajaran. Saya juga ingin menjadi guru yang selalu ditunggu kehadirannya di kelas dan di sekolah baik oleh siswa maupun oleh rekan sejawat. Selain itu, saya juga ingin terus berbagi praktik baik kepada rekan-rekan sejawat baik di lingkungan sekolah tempat saya mengajar maupun di sekolah lain. Dengan demikian, semoga akan tercipta lingkungan belajar yang sesuai dengan konsep pemikiran KHD. 


Semoga bermanfaat. 


Komentar